Friday, January 21, 2011

Bayu juga mengerti

Bayu juga mengerti, akan derita sakitya hati. Terlalu banyak yang telah dilewati, sakit bagai dipukul cemeti. Hingga bayu segan-segan berhembus pada diri, takut geserannya akan menyakiti. Namun sering ia menjadi penawar, dalam rasa yang gusar. Usap belai penuh waspada, bikin semua terjaga.

Bayu juga mengerti, sengaja ia biar masa terhenti, untuk kita terus berdiri, biar jadi satu hati. Kadang seperti sinetron di telivisi, tapi ini realiti. Kenapa sering peluang tersia, kita berdia seribu bahasa. Hilang daya epiglottis jadi kalis, tiada bunyi, yang ada  hanya sunyi. Terus ia berlalu, dengan lidah masih kelu. Yang mampu hanya senyum malu,tapi tetap mahu. Sia-sia bayu menyapa.

Ingin saja dibiar semua hambur, biar ada tangan yang menghulur. Tapi semuanya kabur. Tidak mampu untk mesra, kerna ada yang ketiga. Yang tampak lebih ceria.mesra menyapa. Mungkin Cuma gurau senda, yang buat jadi senada. Masih terasa jejak ngilu yang tertusuk, kerna rasa yang merasuk. Risau terlihat jengkel, hingga jadi janggal, Seperti sudah tidak kenal.

 Tetaplah yang menawan, buat sering tertawan, hingga tak mampu terlawan. Biar ini berlalu bila purnama tiada, kejora sirna. Saat suria menyilau, biar terlihat kemilau. Di sini, berdiri, bersama, selamanya.

No comments:

Post a Comment