Tuesday, March 20, 2012

Secangkir Kopi, Sebuah Puisi IV

Ditemani bau kopi
dan pena menari ternukil lagi puisi

sejuk hari ini
dari pagi hingga malam begini
sampai sejuk jari jemari

yang luka
secepat itu lega
yang sakit
sehembus angin hilang

berlegar di kotak fikir
simbol rapuh gula-gula kapas

maafkan dan lupakan
begitu mudah
tidak sukar
mudah untuk hatinya yang lembut

kalau sudah kau bina tembok
membenteng segenap cebis hatimu
sampaikan nur tak mampu menerobos
hatta liang nano dalam hati
pasti payah egomu kau goyah

beranjaklah

kerapuhan dan kelembutan ini
membuat segalanya mudah
dan meninggalkan hanya yang indah

No comments:

Post a Comment